Jumat, 07 September 2018

Pengertian Dan Contoh Strategi Martingale Dalam Forex

Martingale adalah strategi trading berdasar teori probabilitas yang dikembangkan dari teknik judi populer. Strategi Martingale dapat diterapkan pula dalam trading forex.

Banyak orang menilai strategi Martingale adalah bom waktu. Benarkah cara ini efektif untuk digunakan dalam trading forex? Ataukah seperti bom waktu yang bisa merugikan trader? Artikel kali ini akan mengulas apa itu Martingale, pengertian dan contoh penggunaannya dalam forex, beserta risiko yang terjadi bila memakai strategi Martingale.

Pengertian Martingale
Martingale adalah sebuah strategi trading berdasarkan teori probabilitas yang dikembangkan oleh Paul Pierre Levy, Joseph Leo Doob, serta beberapa matematikawan lainnya dari salah satu gaya berjudi populer yang populer di Prancis pada abad ke-18. Gaya berjudi tersebut dilakukan dengan menggandakan taruhan setiap kali mengalami kekalahan, agar bisa langsung menutup semua kerugian dan mendapatkan keuntungan meskipun nantinya hanya mengalami satu kali kemenangan setelah beberapa kali kalah.

Strategi Martingale dapat diterapkan pula dalam trading forex. Aturan main strategi martingale ini adalah ketika Anda melakukan transaksi sekian lot dan setelahnya harga justru bergerak ke arah yang berlawanan dengan keinginan Anda, maka pada transaksi selanjutnya tetap buka posisi ke arah yang sama dengan menggunakan lot sebesar dua kali lipatnya. Sehingga ketika transaksi terakhir profit, maka keuntungannya sudah bisa menutupi semua kerugian dari transaksi-transaksi sebelumnya.
Awalnya, Trader melakukan sell sebanyak 1 lot dengan perkiraan harga akan turun, tetapi ternyata setelah itu harga naik sehingga mengalami loss sebanyak $10. Selanjutnya, trader melakukan sell sebesar 2 lot, tetapi harga masih naik terus dan menimbulkan loss $20.

Ketika harga mencapai tahap berikutnya, trader sell lagi sebanyak 4 lot, tetapi harga masih meningkat dan loss bertambah $40, sehingga trader sell lagi sebanyak 8 lot. Pada titik ini, apabila harga berbalik turun sesuai dengan perkiraan awal trader, maka bisa didapatkan profit sebesar $80 yang secara efektif menutup semua kerugian yang telah dialami sebelumnya, sekaligus memberikan laba bersih $10.

Dengan demikian, strategi Martingale bisa berfungsi sebagai substitusi Stop Loss dalam trading forex. Tanpa perlu mengevaluasi ulang analisa trading sebelumnya, trader "mengejar terus" pergerakan harga hingga mencapai titik dimana harga berbalik ke arah yang diinginkan saat awal pembukaan posisi trading.

Keunggulan Dan Kelemahan Strategi Martingale
Dengan menggunakan strategi Martingale, jumlah lot yang dibuka setelah mengalami kekalahan harus 2 kali lipat dari sebelumnya (jumlah lot selalu 1 langkah di depan kekalahan sebelumnya agar kalau menang maka kekalahan sebelumnya bisa tertutup sekaligus mendapatkan laba). Dilihat secara teori, pergerakan harga takkan selamanya melaju satu arah, pasti akan mengalami pembalikan, sehingga pengguna strategi Martingale pasti akan menang. Namun, masalah utama strategi Martingale terletak pada pertanyaan "kapan menangnya?" Apakah Anda akan menang di langkah ke-5, ke-10, atau ….

Pergerakan setiap pasangan mata uang bisa berlangsung dalam tren bearish ataupun bullish yang berlangsung sangat lama. Oleh karena itu, pada prakteknya, strategi Martingale membutuhkan modal besar. Jika Anda hanya punya dana pas-pasan dan tak mampu bertahan hingga titik pembalikan harga, maka kemungkinan besar akan bangkrut di tengah jalan.

Bagi sebagian trader forex, strategi Martingale sangat menarik karena hanya perlu menang satu kali untuk menutupi kerugian beruntun sebelumnya. Namun, ketika Anda akan menggunakan strategi Martingale, maka harus menghitung ketahanan modal sampai transaksi ke berapa serta menerima kemungkinan dana tetap bisa hangus setelah akun minus berhari-hari dan berulang kali di-inject dana tambahan.

Strategi Sederhana Untuk Scalping

3 langkah yang perlu dilakukan yaitu menentukan arah trend dengan indikator EMA-200, menentukan momentum entry, lalu menentukan level exit sesuai dengan manajemen resiko.
Salah satu yang paling sulit bagi scalper sebelum entry adalah menentukan strategi. Strategi trading ada yang kompleks dan ada yang sederhana, dan membuat rencana untuk entry dengan strategi tertentu bagi scalper tidak harus kompleks. Artikel ini mencontohkan strategi trading yang sederhana dengan indikator CCI (Commodity Channel Index) untuk scalping. Hanya 3 langkah yang perlu dilakukan yaitu menentukan arah trend, menentukan momentum entry dengan indikator CCI, dan menentukan level exit sesuai dengan management resiko.

Menentukan Arah Trend
Scalper biasanya menggunakan time frame 1 menit hingga 15 menit. Untuk menentukan arah trend biasanya digunakan indikator exponential moving average (ema). Pada contoh NZD/USD berikut digunakan ema periode 200. Jika harga bergerak diatas garis kurva ema-200 maka diasumsikan trend sedang bullish dan trader akan menunggu peluang momentum untuk buy, sebaliknya jika harga bergerak dibawah ema-200 maka trader menunggu peluang sell.




Dari gambar di atas, tampak harga masih trending dengan kuat yang ditunjukkan oleh jarak antara penutupan harga dengan ema-200 yang makin lebar. Selain itu pergerakan harga juga membentuk level-level higher high (level high baru yang lebih tinggi dari level high sebelumnya) dan higher low (level low baru yang lebih tinggi dari level low sebelumnya) yang merupakan ciri pergerakan uptrend.
Momentum Entry Dengan Indikator CCI
Karena trading dengan time frame rendah, maka setelah mengetahui arah trend trader harus segera menentukan momentum entry sebelum momentum tersebut hilang dan trend berubah. Salah satu indikator yang bisa membantu menentukan momentum entry adalah CCI. Selain digunakan untuk mengetahui keadaan overbought dan oversold, indikator CCI juga menunjukkan siklus pergerakan harga atau saat-saat pergantian arah trend, yaitu ketika terjadi divergensi antara arah pergerakan harga dan arah pergerakan indikator.




Karena pada contoh ini pergerakan harga uptrend, maka trader akan menunggu terjadinya keadaan oversold untuk entry, yaitu ketika CCI berada dibawah level -100 seperti tampak pada gambar diatas. Sebaliknya untuk entry sell dilakukan hanya bila harga bergerak dibawah garis kurva indikator ema-200 dan indikator CCI menunjukkan keadaan overbought.

Level Exit Sesuai Dengan Manajemen Resiko
Manajemen resiko adalah hal yang krusial dalam scalping karena biasanya trader akan entry beberapa kali dalam sehari. Trader bisa menggunakan level ekstrem (tertinggi atau terendah) sebelumnya sebagai level stop loss, atau dengan menentukan level stop loss pada garis kurva itu sendiri. Risk/reward ratio tidak harus tinggi, tetapi usahakan lebih besar dari 1:1.

Beberapa Resiko Mirror Trading

Mirror trading adalah sebuah strategi dalam trading forex dengan meng-copy strategi para trader forex sukses dari seluruh dunia. Istilah Mirror Trading mungkin akan kita jumpai saat kita mencoba fitur suatu broker forex. Tetapi, apakah Anda mengetahui apa itu Mirror Trading? Supaya jelas, mari kita bedah pengertian Mirror Trading, seberapa besar resiko, serta bagaimana cara mengatasi resiko Mirror Trading tersebut.

Apa Itu Mirror Trading?
Mirror Trading adalah sebuah strategi dalam trading forex dengan meng-copy strategi para trader forex sukses dari seluruh dunia. Diperkenalkan pada akhir tahun 2000-an dan awalnya hanya dipergunakan broker untuk para klien dari institusi, tetapi sekarang juga disediakan untuk investor retail. Dengan Mirror Trading, investor bisa terhindar dari keputusan cenderung emosional. Meski demikian, kita perlu mengetahui apa saja resiko mirror trading ini sebelum menggunakannya.

Mirror Trading biasanya digunakan oleh trader forex yang merasa kurang berpengalaman, dan ingin jalan pintas dengan meniru atau meng-copy strategi para trader yang lebih berpengalaman. Dengan cara ini, trader bisa memilih strategi paling sesuai dengan tujuan hasil akhir yang diinginkannya. Keuntungan lain dari Mirror Trading adalah hampir semua platform trading bisa dilihat hasilnya secara live.

Apa Saja Resiko Mirror Trading?
Namun demikian cara ini mempunyai resiko. Berikut beberapa diantaranya:

1. Rekam Jejak Masa Lalu Tak Memastikan Hasil Di Masa Depan.
Kita tidak dapat mengetahui secara detail apakah strategi trading dari trader yang kita ikuti tersebut akan berakhir profit atau loss. Kita tidak bisa hanya mengandalkan kinerja trader pilihan tersebut dari rekam jejaknya di masa lalu. Kadang-kadang setelah kerugian beruntun baru bisa menghasilkan profit, atau setelah profit beruntun mengalami kerugian cukup besar.
Satu-satunya cara untuk meminimalisir resiko Mirror Trading adalah dengan memeriksa trader pilihan dengan teliti. Usahakan untuk mencari informasi statistik kinerja tradingnya, seperti kerugian terbesar yang pernah dialami (maximum drawdown) dan perolehan keuntungan terbesar. Resiko lainnya adalah mengenai besarnya resiko pada setiap trade. Jika Anda hanya sepakat pada resiko 2% pada setiap trade, tetapi trader yang diikuti menggunakan strategi resiko 5%, maka Anda telah mempertaruhkan akun Mirror Trading Anda. Banyak follower (investor) mengabaikan resiko per posisi ini hanya karena melihat trader pilihan bisa profit besar.

2. Tergantung Pada Performa Satu Trader Yang Diikuti Saja.
Resiko Mirror Trading lain bisa terjadi jika Anda hanya mengikuti seorang trader saja. Dalam hal ini, Anda akan sangat tergantung pada trader tersebut. Jika dia profit, Anda akan profit juga dan sebaliknya jika merugi.

Untuk menghindari ketergantungan tersebut, Anda bisa melakukan diversifikasi akun Mirror Trading Anda dengan mengikuti beberapa trader pilihan sekaligus. Dengan mengikuti beberapa trader sekaligus, maka  jika salah satu di antara mereka loss, trader pilihan lain bisa menutupi kerugian tersebut dengan perolehan profit mereka.

3. Kita Tak Bisa Intervensi Jika Tak Dipantau.
Kebanyakan platform Mirror Trading bekerja secara offline, yang berarti komputer Anda bisa off, tetapi trading tetap berjalan. Ini menguntungkan karena Anda tidak harus memantau layar komputer untuk melakukan trade. Namun, resikonya Anda tidak bisa mengintervensi secara manual bila strategi yang Anda ikuti ternyata tidak menguntungkan.

Untuk mengatasi hal ini, pilih platform trading yang memungkinkan Anda untuk mengambil opsi tertentu (seperti batalkan trade) untuk mengantisipasi potensi kerugian. Selain itu, saat ini juga banyak platform yang memungkinkan pemantauan via ponsel pintar, sehingga Anda dapat mengamati perubahan dalam akun trading di mana saja, kapan saja.

Terlepas dari beberapa resiko tersebut, Mirror Trading telah banyak digunakan oleh trader Forex dan banyak pula di antara mereka sukses mendulang profit.

Mengenal Order Break-Even Stop

Manajemen trading, terutama manajemen risiko, adalah senjata ampuh yang harus dimiliki oleh setiap trader. Salah satu hal yang harus dipelajari trader adalah penggunaan break-even stop.


Manajemen trading, terutama manajemen risiko, adalah senjata ampuh yang harus dimiliki oleh setiap trader. Sayangnya, kebanyakan trader terlambat menyadari betapa penting penerapan manajemen risiko dalam trading mereka. Beberapa aturan dalam manajemen risiko memang akan sedikit bertentangan dengan sifat alamiah manusia.

Hal itulah yang mungkin menjadi alasan mengapa para trader pemula sering mengabaikannya. Namun, aturan-aturan dalam manajemen risiko tetap bisa dipelajari, lama atau singkatnya, tergantung dari kemampuan masing-masing trader.

Dalam artikel ini, kami akan mengajak Anda untuk mempelajari manajemen risiko secara perlahan-lahan. Pelajaran pertama yang akan kami berikan mungkin akan cukup menantang, yaitu tentang penggunaan break-even stop.

Apakah break-even stop itu?


Break-even stop berlaku ketika seorang trader menyesuaikan order stop mereka ke harga entri  untuk menghapus jumlah risiko awal dari suatu posisi trading. Beberapa trader pemula menolak untuk melakukannya karena mereka takut kalau harga bergerak turun, malah akan mengeluarkan mereka dari trade sebelum mereka sempat mendapat profit. Ketakutan itu memang benar adanya.
Mengenal Order Break-EvenNamun, kenyataannya harga tidak mungkin mundur dan pindah kembali ke trend sebelumnya, tapi harga biasanya akan membuat trend baru dengan pergerakan harga yang terus membentuk signal untuk menciptakan trend selanjutnya. Hal ini memungkinkan Anda untuk tetap berada pada level risiko awal dimana kerugian Anda tidak akan bertambah besar.

Satu hal penting untuk selalu Anda ingat adalah, walaupun Anda telah memiliki trade yang bisa berhenti pada poin break-even, Anda tetap akan mengalami kerugian jika tidak ada tindakan preventif yang dilakukan. Pada gambar di atas, Anda disarankan untuk menetapkan stop loss di bawah level entry, dan baru memindahkannya ke posisi entry saat harga sudah bergerak naik. Bayangkan apa yang terjadi jika Anda tidak lebih dulu memposisikan stop loss di bawah level entry, harga bisa saja tiba-tiba bergerak turun dan mengikis balance trading Anda.

Pergerakan harga di pasar tidak bisa diperkirakan secara pasti, maka dari itu lakukanlah berbagai cara antisipatif untuk mempertahankan kelangsungan akun trading Anda. Bagaimanapun risiko tidak akan bisa dihindari. Yang sebaiknya Anda lakukan adalah memutar otak untuk mendapatkan cara membatasi risiko kerugian yang akan dihadapi.

Waktu Trading Forex Paling Berbahaya

Apakah Anda tahu akan adanya waktu trading forex paling berbahaya? Pada momen-momen ini sangat riskan untuk melakukan open posisi.
Sebagai trader, tentunya Anda tahu bahwa waktu trading forex bisa kapan saja dalam kurun waktu 24 jam, 5 hari seminggu. Trader pun dapat menentukan sendiri apakah akan bertransaksi di pagi hari, siang, ataupun malam. Namun, apakah Anda tahu akan adanya saat-saat berbahaya untuk bertrading forex? Pada momen-momen ini sangat riskan untuk melakukan open posisi, sehingga trader harus memiliki kewaspadaan tinggi.

1. Menjelang Penutupan Pasar Akhir Pekan
Detik-detik menjelang penutupan pasar pada Sabtu dini hari (waktu Indonesia Barat) menjadi momok bagi sebagian trader, sehingga banyak yang memilih untuk "tutup toko" saja di hari Jumat. Pasalnya, pergerakan harga menjelang penutupan pasar disinyalir susah dilacak.

Lebih dari itu, open posisi yang dilakukan terlalu dekat dengan waktu penutupan pasar berpotensi floating hingga hari Senin, melewati libur akhir pekan. Padahal, dalam masa itu dimungkinkan terjadi perkembangan-perkembangan mengejutkan yang mengakibatkan munculnya gap besar di awal pekan berikutnya. Target Profit (TP) maupun Stop Loss (SL) bisa gampang ter-trigger; apalagi kalau tidak pasang SL, maka Margin Call pun di depan mata. Mengingat pergerakan ke depan susah dipetakan, maka banyak trader menghindari waktu trading forex ini.

Namun demikian, bukan berarti tabu bertrading atau membiarkan posisi floating di masa-masa tersebut. Trader yang sengaja "pasang jebakan" untuk profit dari gap yang akan muncul di hari Senin pun ada saja. Waktu trading forex manapun pada dasarnya mengandung risiko tersendiri. Pahami saja bahwa jika Anda siap bertrading dengan risiko lebih tinggi, maka potensi profit pun semestinya lebih menggiurkan.

2. Menjelang Event Terkait Situasi Politik Suatu Negeri
Tahun 2016 dan 2017 diramaikan oleh banyak sekali event semacam ini, ditandai dengan tajuk "referendum" dan "pemilu". Karakteristik event politik adalah momennya tak bisa dipastikan, berbeda dengan rilis data ekonomi yang sudah terjadwal pada kalender forex. Dan biarpun para analis sudah memproyeksinya apa dampaknya bila kubu X mengalahkan Y, tetapi saja pergerakan harga spontan di pasar bisa berlawanan karena adanya faktor euforia.

Ambil contoh Pemilu Presiden AS tahun 2016 lalu. Jauh-jauh hari, para analis memperingatkan bahwa apabila Donald Trump terpilih maka akan memunculkan sederetan bahaya dan ketidakpastian. Namun, segera setelah ia mengalahkan Hillary Clinton, Dolar malah melejit kuat...dan baru sekitar sebulan setelahnya pasar kembali ingat kalau Trump merupakan ancaman bagi stabilitas ekonomi AS maupun Dunia.

Tak hanya event terkait politik. Sebagian trader pun akan menghindari waktu trading forex kapan saja yang berhubungan dengan rilis data ekonomi berpotensi dampak besar. Daripada terlindas volatilitas sesaat, lebih baik cari kesempatan di waktu trading forex lainnya.

Akan tetapi, hanya karena banyak yang menghindarinya dan menilai momen-momen tertentu sebagai waktu trading forex paling berbahaya, tak lantas berarti mustahil untuk profit. Nyatanya, ada juga golongan berjuluk News Trader yang justru sengaja mengincar momen perilisan data ekonomi berdampak tinggi.

Setelah Menang Besar
Apakah Anda termasuk orang yang mengalami loss segera setelah menang besar? Anda tak sendiri. Sindrom ini diderita oleh banyak sekali trader, khususnya pemula. Akar masalahnya ada pada kepercayaan diri berlebihan dan "nafsu" untuk mengejar profit lebih besar lagi.

Lalu, apakah sebaiknya kita stop trading setelah menang besar? Bukan begitu juga. Hanya saja, emosi diri yang hanyut terbawa kegirangan itu perlu dikendalikan jika Anda ingin menjadi trader sukses.

Agar tak terperosok dalam perangkap emosi, sudah banyak sekali artikel  menekankan perlunya rencana trading (trading plan). Dengan rencana trading tersebut, Anda diharapkan sudah memiliki sistem trading tertentu dan tidak menyimpang dari aturan-aturan entry, exit, maupun risk/reward ratio di dalamnya. Tak peduli Anda akan bertransaksi di waktu trading forex paling menguntungkan ataupun paling berbahaya, rencana trading akan berperan sebagai "filter" dari mana Anda bisa menyaring apakah suatu peluang trading itu benar-benar potensial atau justru sebaiknya dilewatkan.

4 Strategi Umum Trading Aktif

Strategi trading aktif memerlukan mentalitas yang menunjukkan bahwa pergerakan harga dalam jangka panjang akan menglahakan pergerakan harga jangka pendek.

Trading Aktif (active trading) adalah tindakan membeli dan menjual instrumen trading dalam waktu yang relatif singkat untuk mendapatkan keuntungan dari pergerakan harga jangka pendek. Mentalitas yang berkaitan dengan strategi trading aktif membedakannya dengan strategi jangka panjang. Strategi tersebut memerlukan mentalitas yang menunjukkan bahwa pergerakan harga dalam jangka panjang akan mengalahkan pergerakan harga dalam jangka pandek. Dengan kata lain, pergerakan jangka pendek sebaiknya diabaikan.

Strategi Forex

Sebaliknya, trader aktif meyakini pergerakan jangka pendek dan menangkap tren pasar ketika menghasilkan keuntungan. Ada banyak metode yang digunakan untuk menjalankan strategi trading aktif, masing-masing berkaitan dengan kondisi pasar yang tepat dan risiko yang melekat dalam strategi itu. Untuk membahas hal ini lebih lanjut, inilah empat tipe yang paling umum dari trading aktif.

1.Trading Harian
Trading harian (day trading) sepertinya merupakan gaya trading aktif yang paling terkenal, bahkan sering dianggap sebagai arti dari trading aktif itu sendiri. Trading harian, sebagaimana namanya, adalah metode membeli dan menjual di hari yang sama. Posisi transaksi ditutup pada hari yang sama dengan ketika beli dan jual dilakukan. Secara tradisional, trading harian dilakukan oleh trader profesional, seperti spesialis atau market makers. Kendati demikian, sistem trading online kini sudah membuka peluang bagi trader pemula untuk melakukannya.

2.Trading Posisi
Beberapa orang berpendapat trading posisi (position trading) adalah strategi beli dan tahan, dan bukan trading aktif. Kendati demikian, ketika dilakukan oleh trader berpengalaman, trading posisi dapat berupa trading aktif. Trading posisi menggunakan grafik dengan timeframe lebih panjang – mulai dari harian hingga bulanan – dikombinasikan dengan metode lain untuk menentukan tren arah pasar saat itu.

Tipe transaksi ini bisa berlangsung selama beberapa hari hingga pekan dan bahkan lebih lama, tergantung pada pola tren harga. Trader yang sangat memperhatikan tren (trend trader) berusaha untuk menentukan arah dari pasar, tapi mereka tidak berusaha untuk memperkirakan setiap tingkat harga. Lazimnya, trend trader mengikuti tren setelah kondisinya mantap. Ketika tren berhenti, biasanya mereka keluar dari posisinya. Ini berarti dalam periode pasar dengan volatilitas tinggi, lebih sulit untuk bertransaksi dengan mengacu pada tren dan pada umumnya trader mengurangi posisi mereka.
#12. Nilai Tukar Mata Uang.
Nilai tukar mata uang yang kuat akan meningkatkan daya jual dan daya beli sebuah negara terhadap negara lainnya. Negara dengan mata uang yang lebih kuat akan bisa mengimpor produk-produk dari negara lain dengan harga yang lebih murah. Sebaliknya, jika mata uang suatu negara melemah, maka permintaan akan produk-produk negara tersebut akan meningkat karena harganya menjadi lebih murah bagi negara lain.

#13. Tingkat Suku Bunga.
Suku bunga umumnya terdiri atas suku bunga pinjaman dan deposito. Jika tingkat suku bunga meningkat, maka nilai mata uang biasanya cenderung untuk menguat.

Penentuan suku bunga didasarkan pada suku bunga acuan yang ditentukan oleh bank sentral. Sedangkan bank sentral akan menggunakan suku bunga sebagai instrumen untuk membantu mencapai target inflasi tertentu yang diharapkan (tidak terlalu rendah, juga tidak terlalu tinggi). Apabila inflasi sudah terlalu tinggi, maka bank sentral akan menaikkan suku bunga acuan untuk mengurangi peredaran jumlah uang. Sebaliknya, jika terjadi deflasi atau penurunan laju inflasi, maka bank sentral akan cenderung untuk menurunkan suku bunga acuan.

#14. Corporate Profits (Laba Perusahaan).
Corporate Profits atau keuntungan dari perusahaan-perusahaan besar akan berdampak pada GDP. Jika keuntungan meningkat, maka GDP akan cenderung naik. Harga-harga saham  juga akan meningkat karena investor juga menginvestasikan keuntungan di pasar saham.

#15. Neraca Perdagangan.
Neraca perdagangan adalah selisih total nilai ekspor dan impor. Jika terjadi surplus, berarti ada aliran dana yang masuk. Sedangkan jika terjadi defisit, berarti lebih banyak uang yang keluar dari negara tersebut. Neraca perdagangan yang surplus lebih diinginkan, dan biasanya memperkuat nilai tukar mata uang (kurs).

#16. Harga Komoditi (dalam US Dollar).
Komoditi seringkali berkontribusi besar bagi perekonomian suatu negara. Bagi negara pengekspor, kenaikan harga komoditi akan mendorong GDP meninggi dan perekonomian berkembang. Sedangkan bagi negara pengimpor, kenaikan harga komoditi merepresentasikan meningkatnya biaya-biaya dalam perekonomian.

Karena perdagangan komoditi antar negara umumnya menggunakan mata uang US Dollar, maka yang termasuk indikator ekonomi penting adalah harga komoditi dalam US Dollar di pasar internasional, bukan harga jenis-jenis komoditi di pasar lokal.
3.Trading Swing
Ketika tren berhenti, swinger (swing trader) biasanya mulai bermain. Pada akhir tren, biasanya terjadi volatilitas harga di pasar sebelum tren baru terbentuk. Swing trader membeli atau menjual ketika terjadi volatilitas harga. Swing trader sering menciptakan rumusan transaksi  berdasarkan analisis teknikal atau fundamental; rumusan atau algoritma transaksi ini dirancang untuk mengidentifikasi kapan sebaiknya membeli dan menjual suatu instrumen trading. Meskipun algoritma swing trading tidak harus eksak dalam memprediksi puncak atau lembah gerakan harga, namun memerlukan pasar yang sudah terkonfirmasi arah geraknya. Kondisi pasar ranging atau sideways dianggap kurang menguntungkan bagi swing trader.

4. Scalping
Scalping adalah salah satu strategi tercepat yang diterapkan trader aktif. Termasuk dalam scalping adalah mengeksploitasi berbagai kesenjangan (gap) harga yang disebabkan oleh selisih permintaan/penawaran (bid/ask) dan arus order. Strategi ini secara umum bekerja dengan membuat selisih (spread) atau membeli pada harga bid dan menjual pada harga ask untuk mendapatkan selisih antara kedua titik harga. Para scalper berusaha menahan posisi mereka dalam tempo yang pendek, sekaligus mengurangi risiko yang berkaitan dengan strategi tersebut.

Sebagai tambahan, seorang scalper tidak berusaha mengeksploitasi secara besar-besaran atau bergerak dengan volume yang besar, melainkan mereka berusaha untuk mengambil peluang dari pergerakan kecil yang sering terjadi, dan menggerakkan volume yang lebih kecil dengan lebih sering. Karena tingkat keuntungan per transaksi cenderung kecil, scalper akan mencari pasar yang lebih likuid untuk meningkatkan frekuensi transaksi mereka. Tidak seperti swing trader, scalper menyukai pasar yang tidak riuh, yang tidak rentan terhadap pergerakan harga secara mendadak, sehingga berpotensi menghasilkan spread berkali-kali pada harga bid/ask.

Biaya-biaya pada strategi trading
Ada beberapa alasan mengapa strategi trading aktif hanya dapat dilaksanakan sekali oleh trader profesional. Bukan hanya untuk mengurangi biaya-biaya yang ditetapkan broker berkaitan dengan frekuensi trading yang tinggi, tetapi juga untuk memastikan eksekusi order yang lebih baik.

Komisi yang lebih rendah dan eksekusi yang lebih baik adalah dua elemen yang meningkatkan potensi keuntungan dari suatu strategi. Terkadang, trader juga mengeluarkan biaya tambahan untuk perangkat keras dan lunak yang penting untuk keberhasilan implementasi strategi-strategi tersebut. Biaya-biaya itu juga memiliki peranan dalam menentukan keberhasilan dan keuntungan dari trading aktif, meskipun terasa agak mahal bagi trader individual dan tak semuanya bermanfaat.

Kesimpulan
Trader aktif dapat menerapkan salah satu atau beberapa strategi yang telah disebutkan di atas. Meskipun demikian, sebelum memutuskan untuk menggunakan strategi tersebut, risiko dan biaya yang berkaitan dengan masing-masing strategi perlu diperhitungkan dan dipertimbangkan.

Psikologi Trading Yang Menguntungkan

Ada banyak pro dan kontra mengenai faktor psikologis dalam kesuksesan trading forex. Sejauh manakah psikologi dapat mempengaruhi kesuksesan?

Artikel ini mengulas tentang seberapa jauh peran psikologi dalam trading forex. Apakah psikologi menjadi faktor utama dalam keberhasilan trading? Ada pendapat yang mengatakan bahwa faktor psikologi kurang berperan, yang menentukan kesuksesan dalam trading adalah sinyal trading. Sementara yang lain mengatakan bahwa faktor psikologi berperan 80% hingga 90%. Namun dari survey yang pernah dilakukan, psikologi dalam trading sangat menentukan kesuksesan seorang trader.

Banyak trader yang masih tidak komit pada aturan trading yang dibuatnya sendiri, misalnya sifat serakah yang bisa menyebabkan hasil trading tidak sesuai dengan yang diharapkan, atau sifat percaya diri yang berlebihan (over confidence) dan ketidak-sabaran. Semuanya itu akibat trader kurang peduli pada psikologi trading. Pada kenyataannya faktor psikologi sangat menentukan keberhasilan dalam trading. Dalam menyikapi pentingnya faktor psikologi, trader terbagi dalam 4 tingkatan:

Tingkat pertama - trader yang sama sekali tidak mempedulikan pentingnya psikologi dalam trading, mereka hanya konsentrasi pada analisa teknikal. Trader yang demikian percaya sepenuhnya bahwa hanya faktor teknikal saja yang akan membawa keberhasilan dalam trading. Mereka yakin jika ternyata tidak berhasil atau mengalami kerugian berarti ada yang salah dalam cara menganalisa.

Tingkat kedua - trader yang mulai sadar akan adanya faktor lain yang mempengaruhi cara tradingnya sehingga hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Trader tersebut telah mahir dalam membaca chart dan menganalisa pasar, namun tetap saja belum memperoleh hasil yang konsisten. Ia mulai mencari tahu dengan membaca berbagai hal dalam trading dan mendengar dari trader lain.

Pada akhirnya, ia akan menemukan jawaban bahwa pikirannya akan berpengaruh pada kinerja trading, dan tidak selalu bisa dikendalikan dengan sadar. Ia juga mulai sadar bahwa pergerakan pasar cenderung tidak menentu dan agar bisa trading dengan benar diperlukan cara berpikir yang benar dan disiplin.
Tingkat ketiga - trader mulai berusaha untuk menghilangkan hambatan yang datang dari dalam. Ia mulai berusaha untuk memanage perilaku dalam trading dengan berusaha untuk mengikuti rencana trading sesuai dengan aturan yang telah dibuat.

Pada tingkatan ini, trader mulai mendapat pencerahan mengenai pentingnya faktor psikologi,

dan mulai menyesuaikan dengan bertindak sesuai yang dipikirkannya. Ia berusaha untuk tidak lagi terlalu percaya diri ketika memperoleh profit atau terlalu kecewa ketika mengalami kerugian. Selain itu ia juga berusaha menghindari sinyal-sinyal trading dengan probabilitas rendah dan sabar menunggu sinyal yang benar-benar valid.

Transisi dari tingkatan kedua ke tingkatan ketiga diperlukan proses dan waktu yang bergantung pada kemauan dan ketekunan trader. Sikap trader yang telah mencapai tingkatan ini akan tampak pada kehidupannya sehari-hari. Ia akan lebih disiplin dan lebih bisa mengendalikan dirinya. Ia tidak cepat bereaksi dan akan berusaha untuk sabar dalam mengantisipasi keadaan.

Tingkat keempat - trader mulai mengerti akan pentingnya faktor psikologi dalam trading, dan sadar bahwa tidak mudah untuk bisa menerapkan faktor-faktor psikologi yang menguntungkan dalam trading. Namun jika ia telah siap dan bisa melewati masa transisi, hal itu tidaklah sulit untuk diwujudkan. Trader yang ada pada tingkatan ini akan tampak pada kebiasaan tradingnya yang berubah dari sebelumnya.

Untuk menerapkan psikologi trading yang menguntungkan, Anda mesti melewati tingkat-tingkat tersebut diatas terutama tingkat ketiga dan keempat. Dengan selalu belajar dan berlatih, Anda akan bisa trading dengan tanpa emosi, disiplin dan sabar.